Renungan pak de Sahri, Akhirnya NU benar benar menjadi dua kubu, itulah realita sekarang, yang pertama kubu kramat raya yang kedua kubu hotel sultan. Sebuah keprihatinan yang mendalam, kenapa warisan para masyayih pendiri NU yang mengajarkan tabayyun dan islah justru tidak dipakai oleh mereka yang merasa menjadi pengurus besar. Kalau pengurus kecil hampir tidak ada konflik sebab yang penting ngopi.
Sambil nyeruput kopi pada de Sahri melanjutkan renungannya. Mbah Hasyim Mbah Wahab dan mbah Bisri telah mengajarkan bagaimana ber NU yang benar dan itu selalu dijadikan pedoman warga NU hingga sekarang. Tahlilan, Istighosah, bidakan, Manaqiban, sholawatan dll tidak terpengaruh oleh kemelut PBNU sekarang. Itulah hebatnya warga NU.
Setiap ada konflik di NU pasti akan menjadi media konsolidasi organisasi dan warga NU yang begitu luar biasa. NU tidak akan pernah kecil karena konflik, namun NU semakin besar karena konflik, bukti sudah bicara.
Sebagai rakyat kecil dan warga NU biasa pak de Sahri memiliki gagasan terhadap dinamika NU sekarang ini, berikut beberapa hal yang harus menjadi pemikiran semua warga NU, antara lain :
- Landasan perjuangan Nahdlatul Ulama (NU) berakar kuat pada Ahlussunah Waljamaah yang mengacu pada Al-Qur'an, Sunnah, dan Ijma', dengan tujuan utama izzul Islam Wal Muslimin (kemuliaan Islam dan umatnya) serta rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi semesta alam), diwujudkan melalui prinsip Mabadi’ Khoirul Umah (prinsip terbaik umat) seperti tawassuth (moderasi), tasamuh (toleransi), tawazun (keseimbangan), dan i'tidal (keadilan), serta komitmen menjaga tradisi lama yang baik (al-muhafadzah 'alal-qadim al-shalih) sambil mengambil hal baru yang lebih baik (wal-akhdzu bil-jadid al-ashlah).
- Konsep NU sebagai organisasi yang berfungsi untuk menjaga Aqidah Islam Ahli Sunnah Waljamaah dan membangun akhlak masyarakat harus menjadi pedoman bagi seluruh warga NU baik sebagai pengurus atau warga biasa
- NU mengajarkan pentingnya Akhlaq dan kemuliaan hidup dalam berbangsa dan bernegara yang sekarang sudah tergerus oleh perilaku politik kader NU yang cenderung pragmatis dan hidonis
- NU mengajarkan tabayyun dan Islah sebagai solusi dalam menyelesaikan setiap konflik yang terjadi. Jika masalah PBNU yang satu menganggap benar yang satu merasa memegang aturan dan memiliki hak. Maka kita mesti harus ingat masalah di pengadilan saja masih ada ruang mediasi, masak di NU yang mulia langsung berhadap hadapan seperti perang !!
- Kyai sepuh dan pesantren adalah soko guru eksis nya NU hingga sekarang, kenapa saran dan masukan beliau diabaikan ? Mohon untuk tidak baper, jangan merasa tidak enak, tapi biasa saja, karena memang kenyataannya seperti itu !!
- Apa arti pelatihan kader di NU yang menghabiskan nasi bungkus, kopi dan snak yang sangat banyak ketika menyelesaikan dan memahami masalah internal saja tidak bisa !! Evaluasi total terhadap kaderisasi di NU agar memiliki manfaat, bukan hanya menghabiskan nasi bungkus !!
- NU adalah rumah besar seluruh warga dan aktifis organisasi NU, mengapa ketika kader NU berekspresi yang tidak sejalan dengan pengurus NU selalu dianggap orang luar bahkan dianggap bukan NU. Salam buat pengurus untuk semakin dewasa dan cerdas dalam menyikapi kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi sekarang ini
- Pengurus NU saatnya membuka diri dan semakin cerdas, beri ruang kader untuk berekspresi, beri kebebasan berpikir sebagai dinamika kader, bersikap terbuka dan bersikap sama kepada kader NU yang memiliki afiliasi politik apapun. Selama ini kurang moderat dalam memahami politik, mendukung secara organisasi partai yang memberi manfaat pribadi pada pengurus !!
- Sikap elitis dan merasa paling NU adalah penyakit akut yang sekarang melanda pengurus NU, maka pelan pelan harus dirubah. NU milik mbah Hasyim, mbah Wahab dan mbah Bisri untuk Indonesia , bukan warisan mbahe para pengurus !!
- Untuk sebuah kebenaran dan kebaikan tidak ada yang salah ketika kader NU meluruskan pengurus yang telah salah arah. Ungkapan kualat itu tinggal melihat subtansi masalahnya. Yang berpotensi kualat Kabir adalah pengurus NU yang dlolim menggunakan organisasi untuk kepentingan pribadi dan golongannya
- Pengurus NU berpolitik itu sebuah realita, maka bagaimana berpolitik yang sehat dan menjaga marwah organisasi. Terlalu banyak pengurus yang bersikap sok bersih padahal diam diam bermain di bawah meja di ruang sebelah yang gelap
- Berfikir kritis, berinovasi dan berani menyampaikan kebenaran adalah sikap yang masih ditutupi dan dibatasi oleh pengurus NU atas nama menjaga Marwah, Taat dan Tawadlu pada Kyai dan Organisasi. Pertanyaannya apakah para pengurus sudah menjaga marwah dan berperilaku baik pada NU ? Untuk yang ini pak de Sahri agak menghela nafas, sambil agak mangkel !!
- Saatnya semua kader dan pengurus NU merenung, konflik PBNU ini peringatan atau musibah dari Allah. Karena kita sama sama tahu keikhlasan mengabdi di NU hampir sudah punah. Gula gula politik telah menghancurkan keikhlasan dan nilai perjuangan kader NU dimanapun berada
- Badan otonom dan lembaga NU tetap kompak dan semangat dalam perjuangan membangun masyarakat untuk kemaslahatan umat, memahami konflik sebagai dinamika organisasi yang biasa
- NU tetap indah dan menawan, para pengurus dan kader yang memiliki niat keluar dari prinsip perjuangan NU akan terseleksi oleh Alam, bahkan diakhir hayatnya tidak akan indah karena hanya iri, dengki dan kekecewaan yang dirasakan, Naudzubillah Mindzalik !!
Pak de Sahri merasa lemas dan kesal setelah merenungkan tentang dinamika NU, namun tetap semangat menjalani kehidupan dan ber NU dengan indah. Karena ber NU adalah berjuang dan lillahi taala. Semoga semua yang membaca memiliki pemikiran dan sikap yang sama dengan pak De Sahri.
NU memang tidak menjamin seseorang masuk surga tanpa hisab, namun Islam Ahlus Sunnah Wal Jamaah NU bisa menjadi jalan menuju surga, ketika nilai luhur Islam yang diajarkan oleh para masyayih pendiri NU menjadi pegangan dalam kehidupan sehari hari.
Pak De Sahri merasa perlu merenung bukan untuk menyampaikan kekurangan NU namun lebih sebagai upaya untuk menjadikan NU menjadi lebih baik !! Namanya saja renungan orang kecil, jika ada yang salah dan kurang untuk dimaklumi bersama.
Penulis
HM. BASORI, M.Si
- Dewan Pembina Instruktur PW Ansor Jatim
- Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, Consulting, and Advocacy
Komentar
Belum ada komentar